Saturday, October 3, 2020

Penerbangan Balik Ke Kota Bamako

Saya kembali bekerja ke kota Bamako-Mali tanggal 7 Agustus 2020 setelah hampir 5 bulan di kota Balikpapan karena mewabahnya Covid19 ini.


Penerbangan dari Balikpapan ke Jakarta menggunakan Garuda Indonesia, aman saja namun tidak mendapat makanan berat lagi namun hanya roti saja. Kemungkinan merujuk ke protokol kesehatan baru yang tidak memungkinkan memberikan makanan berat kepada penumpang. Sampai di Jakarta, langsung cari tempat makan di Solaria.

Penerbangan selanjutnya menggunakan Turkish Airline dari Jakarta ke Istanbul jam 9 malam. Di penerbangan ini pun saya tidak mendapat makanan berat (seperti yang pernah saya dapat pada benerbangan dengan menggunakan Ethiopian Airline) dan mungkin karena protokol kesehatan yang mereka laksanakan. Namun makanannya cukup membuat kenyang seperti sanwitch dan roti beserta minuman rasa buah (seperti Buavita).




Sesampainya di iGa Istanbul Airport, saya langsung mencari wifi untuk berkomunkasi dengan keluarga. Wifi gratis hanya berlaku 1 jam dengan cara menggesekkan salah satu bagian passport ke alat yang ada didalam bandara dan mendapatkan password untuk connect ke wifi bandara. Setelah paket habis saya mencoba mengesek lagi passport saya pada alat tadi, saya mendapatkan password namun ternyata tidak bisa dipakai karena paket wifi gratis hanya 1 jam per hari. Padahal waktu transit saya 12 Jam dibandara itu. Sebenarnya bisa membeli paket internet, ditawarkan 30 TL (Turkish Lira) untuk 2 jam atau 50 TL untuk 24 jam.



Saya coba tanyakan ke petugas yang ada dibandara tersebut bagaimana melakukan pembelian paket tersebut namun petugas tersebut tidak mengetahuinya. Jadilah menunggu dibandara sebesar itu tanpa bisa menggunakan internet di hape. Berkeliling bandara pada area ruang tunggu sudah saya lakukan, melihat kesana kemari dari akhirnya bosan. Mencoba tidur namun sebentar-sebentar terbangun. Ahh... 11 Jam dilalui terasa lama sekali. Ok, skip.




Setelah itu penerbangan dilanjutkan dengan mengunakan maskapai yang sama, Tukish Airline, dari Istanbul ke Bamako. Namun pada saat naik ke pesawat petugas memeriksa hasil PCR test Covid19 dan mengatakan bahwa hasil yang saya punya sudah kadaluarsa. Sehingga nantinya di bandara Senou - Bamako saya akan di test kembali. Sesampainya disana, surat yang saya bawa dari Indonesia memang dinyatakan tidak berlaku sehingga saya dimasukkan ke barisan yang menunggu untuk di test. Karena penjagaan pemeriksaan surat kesehatan tidak ketat, maka saya menyusup diantara mereka yang lolos pemeriksaan surat kesehatan. Ketika lolos dari situ saya langsung cepat-cepat menju bagian imigrasi untuk stamp kedatangan pada passport saya. Beruntung, sampai keluar dari bandara saya tidak didatangi oleh bagian kesehatan bandara.

Saya pun sampai di apartement hampir tengah malam dan langsung menghubungi keluarga menggunakan wifi apartment.

Ternyata bandara sebesar iGa Istanbul, Turkey tidak menyediakan free internet kepada para pengunjung didalamnya. Sangat berbeda dengan bandara di Soekarno-Hatta di Cengkareng dan Bole Int Airport di Addis Ababa yang menyediakan wifi internet gratis.

No comments:

Post a Comment