Pada tanggal 18 Agustus 2020 yang lalu di Mali telah terjadi kudeta militer terhadap presiden terpilih yang sedang manjalankan periode 2 masa pemerintahaannya. Kudeta militer ini merupakan puncak dari demonstrasi atau protes warganya yang terjadi selama ini.
Ketika saya masih di Balikpapan, saya sering mendapatkan update via email kantor tentang terjadinya demonstrasi masa pada monumen kemerdekaan yang berada ditengah kota Bamako. Tuntutannya adalah meminta turun presiden terpilih dan penyebabnya tidak dapat saya sebutkan disini. Demonstrasi beberapa kali berjalan aman namun ada juga yang berakhir dengan kerusuhan seperti yang terjadi dibulan Juni yang sempat menewaskan 20an orang dan terjadi pengrusakan dan penjarahan terhadap kantor pemerintahan.
Saya kembali ke kota Bamako-Mali tanggal 8 Agustus 2020 dan di tanggal 11 Agustus 2020 jam 2 siang terjadi demonstrasi lagi dan kami dipulangkan dari kantor lebih cepat, jam 12 siang kami sudah pulang. Demonstrasi nya berjalan aman namun semua toko saat kami pulang dari kantor sudah tutup. Info yang saya dapat di FB, semua kedutaan besar yang ada di Bamako sudah memberikan warning terhadap warga negara mereka untuk tidak keluar rumah. Syukurnya saat itu berjalan aman.
Di tanggal 18 Agustus 2020 ternyata ada peringatan keamanan yang dikirimkan ke orang nomor satu dikantor kami untuk menutup semua aktivitas perkantoran dan kembali kerumah masing-masing. Akhirnya kami di pulangkan jal 11:30 siang dan semua toko saat itu memang sudah tutup. Cek di FB di salah satu group lokal yang saya ikuti mengabarkan tentang perkembangan keamanan disini. Saat itu tersebar video-video bagaimana militer dielu-elukan oleh warga disini dan mereka seperti mendukung penuh terhadap militer. Sempat merasa bingung, karena ketika kejadian dibulan Juni yang mengakibatkan tewasnya 20an warga, mereka bentrok dengan militer.
Ternyata ditanggal 18 Agustus 2020 itu militer melakukan kudeta terhadap presiden dan perdana mentrinya (PM). Presiden dan PM dijemput tanpa perlawanan dan tidak ada penembakan saat kejadian itu. Namun yang terjadi didalam kota Bamako sangat berbeda. Warga ada yang menjarah ke minimarket yang terdapat di tempat pengisian bahan bakar minyak milik TOTAL. Seperti yang kita ketahui perusahaan minyak Total merupakan milik Prancis. Suara tembakan pun terdengar jelas dari apartment saya dari sekitar jam 4 sore sampai jam 10 malam bahkan terdengar suara ledakan sekitar jam 6 sore. Suara di apartment terdengar sunyi dan berbanding terbalik dengan yang ada diluar karena suara tembakan sering terdengar dan suara konvoi kendaraan sambil teriakan-teriakan orang sangat jelas terdengar. Saat itu lampu kamar saya matikan sambil mendengar dan mengikuti update via FB serta sesekali mengintip dari jendela kamar.
Yang kami khawatirkan disini adalah terjadi penjarahan ke apartment kami karena hampir semua penghuni disini adalah expatriat dari berbagai negara. Syukurnya tidak terjadi seperti yang kami khawatirkan. Penangkapan presiden dan PM terjadi sekitar jam 4:30 sore dan jam 6:00 sore (jam 2 pagi waktu Balikpapan) sudah tayang di detik.com. Luarbiasa memang.
Keesokan harinya kami masih belum masuk kerja, disuruh bekerja dari rumah. Toko-toko masih tutup begitu juga kantor-kantor swasta dan pemerintahan. Kejadian seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya ditahun 2012 dan terulang kembali ditahun 2020. Saat ini dimasa transisi (bisa berlangsung sampai 1 atau 2 tahun kedepan) militer masih memegang kendali atas pemerintahan dan sedang mempersiapkan pemilihan presiden yang baru. Semoga menjadi lebih baik.
No comments:
Post a Comment