Kebetulan saya sempat ngobrol dengan salah satu teknisi kami disini mengenai kehidupan di negara Mali yang dia hadapi dan yang dia lihat dari orang-orang disekelilingnya..
![]() |
Bamako, Mali. Sumber: detik.com |
Di negara ini (Mali) hal yang paling terlihat dari lingkungan disekitar adalah kemiskinan. Banyak orang yang hidupnya dilingkungan yang kotor dan bekerja pagi ini untuk membeli makan siang nanti. PDB perkapitanya hanya USD 1.729, bandingkan dengan Indonesia sebesar USD 14.840. Jauh banget.
![]() |
Keluarga miskin di Mali. Sumber: Tirto |
Karena itu saya sarankan dia untuk berani masuk ke dunia politik dan mau membenahi dari dalam pemerintahan atau bakan menjadi presiden. Sehingga dia bisa perlahan-lahan mengubahnya kearah yang lebih baik. Ohh..Iya, mengapa angka kemiskinan disini tinggi, karena pembangunan tidak berjalan dengan baik, karena uangnya tidak ada untuk membangun (padahal mereka memiliki sumberdaya alam yang sangat kaya), karena uangnya banyak yang dikorupsi. Siapapun presiden nya, korupsi tetap banyak terjadi bahkan dilakukan oleh presiden itu sendiri.
"Jika nantinya kamu menjadi presiden disini, jangan lupa untuk membangun negara mu dengan baik, jangan pernah korupsi dan ambil orang-orang kedalam pemerintahan yang berkomitmen untuk membangun negara mu." Saya sampaikan seperti itu. Kemudian dia bertanya, "jika suatu saat saya minta kamu untuk menjadi penasehat ku di pemerintahan ku, apakah kamu mau?" Wow... pertanyaan yang bagus. :) "No problem, saya bersedia membantu mu." Jawab ku. "Jika kamu berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Mali, apakah kamu mau juga?" tanyanya lagi. Wah... Ternyata dia serius menanggapi apa yang ku sarankan diawal. "Sorry mate, untuk masalah kewarganegaraan, saya tidak bisa berpindah. Saya jauh mencintai negara ku dibandingkan dengan posisi maupun kekayaan yang diberikan oleh negara lain kepadaku. Untuk yang satu ini saya tolak." Jawab ku sambil bersemangat. Indonesia tidak mengenal 2 warga negara. Jika menerima menjadi warga negara lain, berarti statussebagai warga negara Indonesia nya gugur.
Mali penuh dengan sumber daya alam yang menjadi rebutan oleh negara-negara lainnya terutama negara-negara eropa. Mereka seakan rakus untuk memakan semua SDA nya dan berhasil memberikan suap kepada para pemangku kepentingan sehingga bisnis yang mereka lakukan tetap lancar namun pembangunan didalam negeri ini sangat buruk. Banyak kemiskinan yang mudah terlihat disepanjang jalan ibu kotanya dan itu adalah hal yang biasa. Untuk mengubah ini memang diperlukan orang-orang yang mencintai negerinya dan mau membangun dari dasar sehingga perubahan yan diharapkan bisa terjadi.
Membantu negara lain untuk keluar dari kemiskinan adalah hal yang sangat baik, namun bukan dalam arti harus melepas status warga negara Indonesia ini. Saya sangat mencintai negara saya, kehidupan saya di Indonesia dan menimati budayanya sehingga tidak akan saya tukarkan dengan kehidupan di negara lain.
No comments:
Post a Comment