III.1.4. Rencana Pemerintah
Menurut Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Balikpapan bahwa lembaga pemasayarakatan yang ada sekarang ini yang terletak di Jl. Iswahyudi Balikpapan akan dibangun sebuah lembaga permasyarakatan yang khusus bagi narapidana narkotika dan lembaga permasyatrakatan yang baru akan dipindah ke lembaga permasyarakatan yang baru terletak di desa Lamaru Balikpapan. Sehingga dapat memisahkan penanganan terhadap narapidana khusus narkotika dengan narapidana lainnya.
Untuk penempatan lembaga permasyarakatan ini, berada di kecamatan Balikpapan Selatan tepatnya pada Jl. Iswahyudi. Lokasi ini merupakan lokasi yang dipakai oleh Lembaga Permasyarakatan umum sebelumnya dan sangat baik dan strategis karena terletak dekat dengan Asrama Polisi (Aspol), Gedung Kehakiman dan Sekolah Pendidikan Polisi (SPP). Selain itu juga letaknya dekat dengan Bandar Udara Sepinggan Balikpapan yang merupakan sarana perhubungan udara Kalimantan Timur, sehingga memudahkan dalam pengiriman tahanan keluar maupun kedalam Balikpapan yang menjadi sentral Lembaga Permasyarakatan Narkotika di Kalimantan Timur.
III.1.5. Kondisi Eksisting Site
Luas site yang tersedia lebih kurang 3,3 Ha dengan bentuk trapesium dan ukuran seperti yang ada di gambar.
A. Topografi dan Geologi
Site pada jalan Iswahyudi (Stal Kuda) umumnya berada pada kemiringan lereng 0 - 2% yang merupakan kemiringan yang paling banyak terdapat di kawasan terbangun perkotaan di Balikpapan dengan 33,15% dari keseluruhan. Hal ini memperlihatkan bahwa secara umum kondisi topografi kota Balikpapan terdiri dari daerah perbukitan. Kemiringan lereng berkaitan dengan tingkat kestabilan lereng akibat pengelupasan lahan dan tatanan keseimbangan neraca air akibat dari kenaikan debit limpasan air permukaan. Ketinggian site berada 20 meter dari permukaan laut. Jenis batuan yang berada di kota Balikpapan terdiri dari endapan permukaan, batuan sedimen dan gunung api. Formasi geologi pada daerah Stal Kuda ini terbentuk dari meosin atas dan Aluvial induk terumbu koral. Sifat jenis batuan ini adalah Porus, sehingga mempunyai kesetabilan pondasi sedang. Kondisi batuan dan geologi yang demikian memenuhi syarat untuk pembangunan dengan kondisi sedang (Sumber: Revisi RDTRK Balikpapan Selatan Thn. 2001-2006).
B. Iklim
Wilayah Stal Kuda Balikpapan memiliki iklim tropis dengan jumlah curah hujan bervariasi antara 1.485-3.465 mm setiap tahunnya, dengan suhu udara kota berkisar 26,8 – 27,2ºC. Tekanan udara rata-rata setiap bulan sekitar 1011,8 – 1012,0 mbar. Kelembaban udaranya pertahun sebesar 83 - 86 %. Sedangkan kecepatan angin adalah 5 – 6 knot (Sumber: Revisi RDTRK Balikpapan Selatan Thn. 2001-2006).
C. Garis Sepadan Bangunan (GSB)
Pada lokasi site yang merupakan kawasan perkantoran pemerintahan, GSB ditetapkan sebesar 50 ROW, dengan jalan arteri selebar 20 meter (keseluruhan lebar jalan) dan GSB yang ditetapkan sebesar 20 m dari as jalan atau separuh daerah milik jalan (damija) sampai pada tepi bangunan (Sumber: Revisi RDTRK Balikpapan Selatan Thn. 2001-2006).
Penataan sempadan muka bangunan (GSB) dimaksudkan untuk memberikan jaminan ketersediaan lahan bagi pengembangan jalan dimasa mendatang, dan untuk memberikan kepastian hukum kepemilikan lahan.
D. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Penentuan rencana KLB di kecamatan Balikpapan Selatan pada setiap zona dalam blok peruntukan dilakukan dengan pertimbangan arah KDB, penggunaan lahan dan ketinggian maksimum bangunan yang telah berdiri saat ini. Pada site yang merupakan lokasi proyek perencaan ini, untuk KDB 60% diarahkan dikawasan yang mempunyai tinggi maksimum 3 lantai, KLB maksimum 3 x 60% = 1,8
Seperti garis sempadan bangunan, KDB dan KLB juga berfungsi untuk menata massa bangunan agar tidak semrawut. KDB dan KLB juga memberikan ruang kosong di sekitar bangunan sehingga massa bangunan terlihat lebih dinamis (tidak kaku), melancarkan sirkulasi udara, dan sinar matahari.
III.1.6. Potensi Site
A. Jaringan Transportasi Darat
Kawasan Site meupakan kawasan yang strategis karena terletak di sepanjang jalan arteri yang dilewati oleh jalur angkutan kota yang memiliki rute tetap disepanjang jalur ini. Kawasan site juga dekat dengan bandara (20 menit perjalanan) dan terminal angkutan kota (angkot).
B. Pencapaian
Pencapaian utama menuju ke lokasi site hanya berasal dari dua arah yang berlawanan yakni Jalan Iswahyudi (menuju ke daerah Klandasan dan menuju ke Bandara Sepinggan dan Jalan Semboja).
C. Jaringan utilitas
Jaringan utilitas pada kawasan site sudah cukup memadai. Sumber listrik berasal dari tenaga PLTD Gunung Malang Sektor Mahakam. Jaringan listrik disalurkan melalui jaringan kabel udara ke dalam bangunan. Kondisi ini belum terlalu mengganggu keindahan lingkungan. Sedangkan, sistem penyediaan air bersih berupa sistem perpipaan dan nonperpipaan (sumur bor). Pemenuhan air bersih berasal dari pemanfaatan sumur gali/pompa dan PDAM. Untuk jaringan telepon, kecamatan Balikpapan Selatan sudah memiliki distribusi jaringan yang tersebar merata. Adapun jaringan jalan di Balikpapan Selatan termasuk jaringan arteri sekunder dan kolektor yang berpengaruh terhadap pengembangan provinsi Kalimantan Timur.
III.2. ANALISIS EKSTERNAL
Analisis eksternal berkaitan dengan analisis data-data eksternal yang mencakup pengaruh orientasi matahari dan angin, kebisingan, view dan pencapaian terhadap perancangan. Hasil analisis eksternal merupakan tanggapan site terhadap kondisi lingkungan sehingga perancangan merupakan hasil pertimbangan penyesuaian terhadap lingkungannya.
III. 2.1. Analisis Orientasi Matahari dan Angin
Orientasi matahari dan angin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan tapak dan bangunan. Kebutuhan akan pencahayaan dan penghawaan alami berhubungan dengan fungsi dan kegiatan bangunan. Analisis bertujuan untuk memperoleh respon site dan bangunan terhadap kondisi eksisting orientasi matahari dan angin berhubungan dengan fungsi dan kegiatannya.
A. Kondisi Eksisting
Site berada pada lingkungan dengan kepadatan rendah. Di sekitar site hanya terdapat beberapa bangunan bertingkat 1-2 yang tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan sinar matahari pada site karena berada jauh di sebrang site.
B. Pengaruh Iklim, Lintasan Matahari dan Angin pada Bangunan
Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika ini memiliki 4 fasilitas utama, yaitu Kantor Utama, Blok Hunian, Balai Latihan Kerja (BLK), dan Poliklinik. Kegiatan pada Kantor Utama meliputi kegiatan administrasi dan kepegawaian. Untuk Blok Hunian berhubungan dengan tempat para narapidana untuk beristirahat dan kegiatan MCK. Untuk BLK terdapat kegiatan pelatihan narapidana berupa pemberian keterampilan kerajinan kayu dan teknisi otomotif. Sedangkan Poliklinik meliputi kegiatan perawatan terhadap narapidana yang sakit dan pembinaan mental dan fisik.
Orientasi matahari dan angin berpengaruh terhadap kegiatan fasilitas Kantor Pegawai Lapas, Blok Hunian, Balai Latihan Kerja (BLK) dan Poliklinik karena sinar matahari pagi dimaksudkan untuk menghasilkan kondisi ruang yang nyaman dan sehat, sehingga, baik pegawai lapas (sipir) maupun narapidana itu sendiri dapat melakukan kegiatan kesehariannya dengan baik. Kegiatan administrasi pada Lapas ini lebih banyak terjadi pada pagi dan siang hari sehingga pencahayaan dan penghawaan alami bagi zona ini berfungsi sebagai salah satu faktor penunjang kegiatan.
Menurut Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Balikpapan bahwa lembaga pemasayarakatan yang ada sekarang ini yang terletak di Jl. Iswahyudi Balikpapan akan dibangun sebuah lembaga permasyarakatan yang khusus bagi narapidana narkotika dan lembaga permasyatrakatan yang baru akan dipindah ke lembaga permasyarakatan yang baru terletak di desa Lamaru Balikpapan. Sehingga dapat memisahkan penanganan terhadap narapidana khusus narkotika dengan narapidana lainnya.
Untuk penempatan lembaga permasyarakatan ini, berada di kecamatan Balikpapan Selatan tepatnya pada Jl. Iswahyudi. Lokasi ini merupakan lokasi yang dipakai oleh Lembaga Permasyarakatan umum sebelumnya dan sangat baik dan strategis karena terletak dekat dengan Asrama Polisi (Aspol), Gedung Kehakiman dan Sekolah Pendidikan Polisi (SPP). Selain itu juga letaknya dekat dengan Bandar Udara Sepinggan Balikpapan yang merupakan sarana perhubungan udara Kalimantan Timur, sehingga memudahkan dalam pengiriman tahanan keluar maupun kedalam Balikpapan yang menjadi sentral Lembaga Permasyarakatan Narkotika di Kalimantan Timur.
III.1.5. Kondisi Eksisting Site
Luas site yang tersedia lebih kurang 3,3 Ha dengan bentuk trapesium dan ukuran seperti yang ada di gambar.
A. Topografi dan Geologi
Site pada jalan Iswahyudi (Stal Kuda) umumnya berada pada kemiringan lereng 0 - 2% yang merupakan kemiringan yang paling banyak terdapat di kawasan terbangun perkotaan di Balikpapan dengan 33,15% dari keseluruhan. Hal ini memperlihatkan bahwa secara umum kondisi topografi kota Balikpapan terdiri dari daerah perbukitan. Kemiringan lereng berkaitan dengan tingkat kestabilan lereng akibat pengelupasan lahan dan tatanan keseimbangan neraca air akibat dari kenaikan debit limpasan air permukaan. Ketinggian site berada 20 meter dari permukaan laut. Jenis batuan yang berada di kota Balikpapan terdiri dari endapan permukaan, batuan sedimen dan gunung api. Formasi geologi pada daerah Stal Kuda ini terbentuk dari meosin atas dan Aluvial induk terumbu koral. Sifat jenis batuan ini adalah Porus, sehingga mempunyai kesetabilan pondasi sedang. Kondisi batuan dan geologi yang demikian memenuhi syarat untuk pembangunan dengan kondisi sedang (Sumber: Revisi RDTRK Balikpapan Selatan Thn. 2001-2006).
B. Iklim
Wilayah Stal Kuda Balikpapan memiliki iklim tropis dengan jumlah curah hujan bervariasi antara 1.485-3.465 mm setiap tahunnya, dengan suhu udara kota berkisar 26,8 – 27,2ºC. Tekanan udara rata-rata setiap bulan sekitar 1011,8 – 1012,0 mbar. Kelembaban udaranya pertahun sebesar 83 - 86 %. Sedangkan kecepatan angin adalah 5 – 6 knot (Sumber: Revisi RDTRK Balikpapan Selatan Thn. 2001-2006).
C. Garis Sepadan Bangunan (GSB)
Pada lokasi site yang merupakan kawasan perkantoran pemerintahan, GSB ditetapkan sebesar 50 ROW, dengan jalan arteri selebar 20 meter (keseluruhan lebar jalan) dan GSB yang ditetapkan sebesar 20 m dari as jalan atau separuh daerah milik jalan (damija) sampai pada tepi bangunan (Sumber: Revisi RDTRK Balikpapan Selatan Thn. 2001-2006).
Penataan sempadan muka bangunan (GSB) dimaksudkan untuk memberikan jaminan ketersediaan lahan bagi pengembangan jalan dimasa mendatang, dan untuk memberikan kepastian hukum kepemilikan lahan.
D. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Penentuan rencana KLB di kecamatan Balikpapan Selatan pada setiap zona dalam blok peruntukan dilakukan dengan pertimbangan arah KDB, penggunaan lahan dan ketinggian maksimum bangunan yang telah berdiri saat ini. Pada site yang merupakan lokasi proyek perencaan ini, untuk KDB 60% diarahkan dikawasan yang mempunyai tinggi maksimum 3 lantai, KLB maksimum 3 x 60% = 1,8
Seperti garis sempadan bangunan, KDB dan KLB juga berfungsi untuk menata massa bangunan agar tidak semrawut. KDB dan KLB juga memberikan ruang kosong di sekitar bangunan sehingga massa bangunan terlihat lebih dinamis (tidak kaku), melancarkan sirkulasi udara, dan sinar matahari.
III.1.6. Potensi Site
A. Jaringan Transportasi Darat
Kawasan Site meupakan kawasan yang strategis karena terletak di sepanjang jalan arteri yang dilewati oleh jalur angkutan kota yang memiliki rute tetap disepanjang jalur ini. Kawasan site juga dekat dengan bandara (20 menit perjalanan) dan terminal angkutan kota (angkot).
B. Pencapaian
Pencapaian utama menuju ke lokasi site hanya berasal dari dua arah yang berlawanan yakni Jalan Iswahyudi (menuju ke daerah Klandasan dan menuju ke Bandara Sepinggan dan Jalan Semboja).
C. Jaringan utilitas
Jaringan utilitas pada kawasan site sudah cukup memadai. Sumber listrik berasal dari tenaga PLTD Gunung Malang Sektor Mahakam. Jaringan listrik disalurkan melalui jaringan kabel udara ke dalam bangunan. Kondisi ini belum terlalu mengganggu keindahan lingkungan. Sedangkan, sistem penyediaan air bersih berupa sistem perpipaan dan nonperpipaan (sumur bor). Pemenuhan air bersih berasal dari pemanfaatan sumur gali/pompa dan PDAM. Untuk jaringan telepon, kecamatan Balikpapan Selatan sudah memiliki distribusi jaringan yang tersebar merata. Adapun jaringan jalan di Balikpapan Selatan termasuk jaringan arteri sekunder dan kolektor yang berpengaruh terhadap pengembangan provinsi Kalimantan Timur.
III.2. ANALISIS EKSTERNAL
Analisis eksternal berkaitan dengan analisis data-data eksternal yang mencakup pengaruh orientasi matahari dan angin, kebisingan, view dan pencapaian terhadap perancangan. Hasil analisis eksternal merupakan tanggapan site terhadap kondisi lingkungan sehingga perancangan merupakan hasil pertimbangan penyesuaian terhadap lingkungannya.
III. 2.1. Analisis Orientasi Matahari dan Angin
Orientasi matahari dan angin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan tapak dan bangunan. Kebutuhan akan pencahayaan dan penghawaan alami berhubungan dengan fungsi dan kegiatan bangunan. Analisis bertujuan untuk memperoleh respon site dan bangunan terhadap kondisi eksisting orientasi matahari dan angin berhubungan dengan fungsi dan kegiatannya.
A. Kondisi Eksisting
Site berada pada lingkungan dengan kepadatan rendah. Di sekitar site hanya terdapat beberapa bangunan bertingkat 1-2 yang tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan sinar matahari pada site karena berada jauh di sebrang site.
B. Pengaruh Iklim, Lintasan Matahari dan Angin pada Bangunan
Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika ini memiliki 4 fasilitas utama, yaitu Kantor Utama, Blok Hunian, Balai Latihan Kerja (BLK), dan Poliklinik. Kegiatan pada Kantor Utama meliputi kegiatan administrasi dan kepegawaian. Untuk Blok Hunian berhubungan dengan tempat para narapidana untuk beristirahat dan kegiatan MCK. Untuk BLK terdapat kegiatan pelatihan narapidana berupa pemberian keterampilan kerajinan kayu dan teknisi otomotif. Sedangkan Poliklinik meliputi kegiatan perawatan terhadap narapidana yang sakit dan pembinaan mental dan fisik.
Orientasi matahari dan angin berpengaruh terhadap kegiatan fasilitas Kantor Pegawai Lapas, Blok Hunian, Balai Latihan Kerja (BLK) dan Poliklinik karena sinar matahari pagi dimaksudkan untuk menghasilkan kondisi ruang yang nyaman dan sehat, sehingga, baik pegawai lapas (sipir) maupun narapidana itu sendiri dapat melakukan kegiatan kesehariannya dengan baik. Kegiatan administrasi pada Lapas ini lebih banyak terjadi pada pagi dan siang hari sehingga pencahayaan dan penghawaan alami bagi zona ini berfungsi sebagai salah satu faktor penunjang kegiatan.
No comments:
Post a Comment