Sunday, February 18, 2018

Mengenang Adik Kami Vicko Andreas Panjaitan (Bagian 3)

Di bulan September 2017, Vicko wisuda dengan dihadiri oleh mama, bapak dan adek kami Debora. Suatu kebanggaan buat dia karena wisuda Magister nya berada jauh dari rumah dan dihadiri oleh keluarganya.

Mereka diajak berkenalan dengan dosen dan teman-temannya yang ada disana.
Ada catatan cukup menarik yang diketahui oleh kami, bahwa ternyata selama ini Vicko menggunakan beras yang murah, yang jika di Indonesia bisa dikatakan beras jatah PNS jaman tahun 80-90an.



Sehingga saat di masak, nasinya "seperti" membuat tidak selera. Vicko makan pun hanya dengan menggunakan sayur, tanpa ikan. Sangat jarang Vicko bersama teman-teman satu apartemennya mengkonsumsi ikan. Mungkin karena ikan didaerah tempat dia tinggal mahal. Vicko harus berhemat dengan beasiswa dan tambahan kiriman dari orang tua. Iya..., mama menangis mengetahui hal itu. Soal makanan, vicko gak pernah ngeluh.




Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, mereka mampir juga ke Malaysia dan Singapura untuk jalan-jalan selain di Thailand juga. Pokoknya, dipuas-puasin jalan-jalan bareng mama, bapak dan Debora. Vicko bertekat, suatu saat akan balik lagi ke Thailand (melalui halaman facebooknya).








Rencana Tuhan bukanlah rancangan manusia, Tuhan yang memberikan Tuhan pula yang mengambil. Tepat di hari Senin, tanggal 15 Januari 2018 Vicko menghembuskan nafas terakhirnya tepat jam 8 pagi. Kalimat terakhirnya hanya "Pak, aku mau tidur".


Tidurlah dia di pelukan bapak. Iya, tepat di pelukan bapak. Bukan makna kiasan. Memang bener-bener tidur dipelukan bapak.


3 hari setelah berpulannya Vicko, saya menghubungi Dosen pembimbing 1 nya (Prof. Ranjna Jindal) untuk memberitahukan perihal ini agar dapat disampaikan ke teman-teman Vicko maupun dosen nya yang ada disana. Dia sangat sedih mendengar kabar ini dan dia sudah tau sebelumnya melalui salah satu teman Vicko orang Indonesia yang berada disana via telephon.


Mereka mengadakan upacara peringatan untuk Vicko di hari jumat, tanggal 19 Januari 2018 yang dihadiri beberapa orang yang mengenal Vicko.


Mimpinya masih banyak, rencananya masih banyak, harapan kami untuknya juga masih banyak. Namun Tuhan sudah menyatakan, "sampai disini". Terpujilah Tuhan.


Untuk adek bontot kami yang kami cintai, dari kami bapak, mama, abang, kakak ponakan dan semua orang yang menyayangi mu. bye...

No comments:

Post a Comment